Sabtu, 04 Oktober 2014

SEJARAH OLYMPIS DAN FILOSOFINYA



            Olimpiade merupakan perhelatan atau perlombaan yang sangat terkenal pada masa sekarang, diselenggarakan setiap 4 tahun sekali dan bertempat di beberapa Negara yang dianggap pantas, yang artinya tak semua Negara dapat menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan olimpiade yang diikuti oleh seluruh Negara yang ada di dunia termasuk Indonesia.
Bagi Negara yang terpilih sebagai tuan rumah pelaksaan olimpiade, merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa. Hal tersebut menjadi sebuah kesempatan untuk memperkenalkan negaranya kepada dunia. Dengan menjadi tuan rumah Olimpiade mengakibatkan pembangunan nasional suatu Negara akan berjalan lebih cepat dan perekonomian akan berjalan sangat baik dan lancar, karena akan ada banyak orang di seluruh dunia yang datang untuk mengantar para atlet atau hanya sekedar menonton perhelatan tersebut.
Sama halnya bagi para atlet yang menjadi wakil sebuah Negara dalam pelaksaan olimpiade tersebut merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan. Bisa berkumpul, bertemu dan bertanding dengan orang-orang hebat lainnya yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Serta merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa jika dapat memenangkan perlombaan tersebut. Ia akan disebut sebagai pahlawan bagi Negaranya karena dapat mengharumkan nama Negara, kemudian mendapatkan koin emas atau mendali emas, perak ataupun perunggu.
Saat ini perlombaan olimpiade sangat beragam macamnya berbeda dengan olimpiade saat pertama diselenggarakan dalam sejarahnya. Olimpiade pertama dilakukan oleh bangsa yunani kuno pada tahun 776 SM yang merupakan ritual agama sebagai tanda penghormatan kepada dewa zeus. Zeus bermukim di Gunung Olympia atau Olympus yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap empat tahun, Olahragawan terbaik dari seluruh Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olympia. Mereka bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim.
Pada masa tersebut cabang yang dilombakan hanya lari dan kemudian berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Peserta yang diperkenankan untuk mengikuti lomba pun hany kaum lelaki hal yang unik dari pelaksanaan olimpiade yunani kuno ialah para atlet tidak mengenakan pakaian atau telanjang sebagai tanda sportifitas dan penyucian diri dari segala macam perselisihan dan masalah yang ada sehingga kaum hawa tidak diperkenankan untuk ikut bertanding atau bahkan hanya menonton pun idak boleh.
Pada Olimpiade kuno Mereka yang bertanding dan menjadi pemenang pada masa itu akan dihargai dengan mahkota dari daun seperti  daun zaitun liar sebagai pengganti medali yang pada masa itu belum dikenal. Dan dianggap sebagai raja atau pahlawan yang sangat dihormati.
Kemudian setelah pemaran perihal sejarah olimpiade ada pemutaran video lagu guru dan sebuah video sejarah olimpiade dari zaman yunani kuno hingga zaman modern serta video lain yang menceritakan seorang olahragawan yang mendapat hukuman dari pelatihnya untuk merangkak sejauh beberapa kaki dari lapangan tersebut dengan mata tertutup sambil menggendong seorang kawannya yang ternyata memiliki berat 73 kg. Dan hasilnya tanpa ia sadari, ia bisa merangkak melebihi apa yang diperintahkan oleh sang pelatih, yaitu dari ujung lapangan yang satu ke ujung yang lain.
Dari pemtaran video diatas dapat diambil pelajaran bahwa kita memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat mencapai suatu target yang tinggi hanya kita selalu terpaku pada target yang bawah kuncinya mengbibah bagaimana cara kita untuk dapat mengolah dan mengasah serta memaksimalkan kemampuan kita untuk dapat bermanfaat kepada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar